TAHUN 2023
BEST PRACTICE PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN TAHUN 2021 / 2022 PENINGKATAN MINAT DAN MOTIVASI DALAM MEMBACA PADA MATA PEMBELAJARAN SEJARAH PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN MEDIA SITE GOOGLE DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI DAMPAK PENJAJAHAN EROPA DI KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 1 WEDUNG

https://drive.google.com/file/d/1rKG2-XLt5M_aCw7U5bcoviXSrMyCTgzd/view?usp=share_link

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH MATERI CARA BERPIKIR SEJARAH MENGGUNAKAN APLIKASI BERBASIS ANDROID 

Dampak dari virus Covid-19 melumpuhkan sektor kehidupan manusia, tidak terkecuali pada sektor Pendidikan. Moda daring merupakan salah satu alternatif solusi yang digunakan pemerintah agar tetap menjalankan pembelajaran jarak jauh. Tetapi, permasalahan pada pembelajaran daring ini mengarah pada tingkat motivasi belajar siswa yang rendah akibat kurang inovatifnya guru membuat media pembelajaran yang menarik pada moda daring. Oleh karena itu guru harus mampu membuat inovasi terhadap media pembelajaran yang menarik agar motivasi belajar siswa dapat meningkat ketika pembelajaran daring. Penelitian yang dilakukan penulis bertujun untuk mengetahui proses pelaksanaan pembelajaran, media pembelajaran yang digunakan serta motivasi belajar pada mata pelajaran sejarah materi cara berpikir sejarah di kelas X MIPA 1 SMA Negeri 1 Wedung. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar siswa setelah penulis melakukan pembelajaran menggunakan media aplikasi android.

Kata Kunci: Virus Covis-19, Pembelajaran Jarak Jauh, Media Pembelajaran, Android

https://drive.google.com/file/d/1AZ7827bRtASDx9D2IQh5sVrgPEB2JvUk/view?usp=share_link
BEST PRACTICES MENINGKATKAN KEMAMPUAN NUMERASI PESERTA DIDIK MAPEL EKONOMI MELALUI PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN METODE DRILL

ABSTRAK

Ekonomi merupakan ilmu pengetahuan yang terdiri dari beberapa konsep dasar berbagai fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Integrasi ilmu ekonomi diharapkan menjadi fondasi dalam membangun bangsa menyongsong era Revolusi industri 4.0 yang mensyaratkan sumber daya manusia berkualitas dengan keterampilan abad 21. Dalam pembelajaran ekonomi penguasaan numerasi peserta didik menjadi sangat penting yang memungkinkan peserta didik mempelajari konsep matematis ilmu ekonomi secara tepat dan berbasis pada masalah atau Problem-Based Learning (PBL). Tujuan dibuatnya Best Practice Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dengan metode Drill ini adalah : 1) mendeskripsikan respon peserta didik, 2) mendeskripsikan peningkatan numerasi ekonomi peserta didik, dan 3) mendeskripsikan ketuntasan hasil belajar Ekonomi peserta didik pada materi KD 3.4 Indeks harga dan inflasi. Praktik baik ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2022 pada pembelajaran Ekonomi di kelas XI IPS 2 SMAN 1 Wedung. Data terkait rendahnya numerasi siswa dilihat dari pengamatan pendidik di dalam kelas saat pembelajaran berlangsung dan hasil wawancara kepada pendidik lain terkait dengan pemahaman numerasi peserta didik. Dari hasil pengamatan dan wawancara diketahui terdapat beberapa hambatan yang mengakibatkan kemampuan numerasi siswa rendah, diantaranya : 1) Rendahnya motivasi belajar peserta didik terhadap materi ekonomi yang bersifat kuantitatif; 2) Kurang latihan soal yang dilakukan oleh peserta didik; 3)Tidak adanya kolaborasi yang baik antar peserta didik dalam memecahkan permasalahan numerasi. Oleh karena itu, guru sebagai pendidik sebaiknya dapat merancang pembelajaran dengan langkah-langkah yang tepat dan inovatif sehingga pelaksanaannya dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan. best pracrice ini disusun dengan menggunakan metode STAR (Situasi, Tantangan, Aksi, dan Refleksi)

Kata kunci: Numerasi, Materi Ekonomi Kuantitatif, Problem Based Learning, Metode Drill.














PENDAHULUAN

Konsep Pendidikan Abad 21 adalah tuntutan kepada peserta didik untuk memiliki berbagai macam keterampilan maupun kemampuan yang dibutuhkan dalam menghadapi berbagai tantangan dan menyelesaikan permasalahan sosial di tengah kehidupan sehari-hari. Keterampilan numerasi meliputi keterampilan berinovasi, keterampilan dalam memanfaatkan teknologi dan kecakapan hidup.

Generasi Abad 21 harus dimiliki kompetensi yang di dikenal dengan istilah 4C yaitu kemampuan berpikir kritis dan memecahkan masalah (critical thinking), kemampuan komunikasi (communication), kreativitas dan inovasi (creativity) dan kemampuan berkolaborasi (collaboration). Sementara prasyarat yang harus dimiliki oleh peserta didik untuk menggali kemampuan Abad 21 adalah kemampuan literasi. Literasi adalah kemampuan seseorang untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan, keluarga, dan masyarakat.

Salah satu keterampilan literasi yang dianggap penting adalah literasi numerasi atau numerasi. Numerasi sendiri bukanlah hal baru yang asing didengar di tengah masyarakat terutama dalam kegiatan pembelajaran. Terlebih lagi kebijakan pemerintah saat ini tentang penerapan Asessmen Kompetensi Minimum (AKM) menuntut peserta didik memiliki kemampuan numerasi yang dapat diukur.

Numerasi adalah pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan berbagai macam angka dan simbol terkait dengan matematika dasar untuk memecahkan masalah praktis dalam kehidupan sehari-hari lalu menganalisis informasi yang ditampilkan dalam berbagai bentuk serta menginterpretasi hasil analisis untuk memprediksi dan mengambil keputusan (Kemdikbud, 2017). Secara sederhana, numerasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengaplikasikan konsep bilangan dan keterampilan operasi hitung di dalam kehidupan sehari-hari (misalnya, di rumah, pekerjaan, dan partisipasi dalam kehidupan masyarakat dan sebagai warga negara) dan kemampuan untuk menginterpretasi informasi kuantitatif yang terdapat di sekeliling kita. Kemampuan ini ditunjukkan dengan kenyamanan terhadap bilangan dan cakap menggunakan keterampilan matematika secara praktis untuk memenuhi tuntutan kehidupan. Kemampuan ini juga merujuk pada apresiasi dan pemahaman informasi yang dinyatakan secara matematis, misalnya grafik, bagan, dan tabel.

Faktanya, selama ini istilah numerasi banyak dikaitkan dengan pembelajaran matematika. Numerasi seringkali disamakan dengan pembelajaran matematika. Hal ini merupakan salah satu miskonsepsi tentang numerasi. Padahal numerasi dan matematika merupakan dua hal yang berbeda tetapi berkaitan satu dengan yang lainnya. Numerasi bersifat praktis dan dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Cakupan implementasi numerasi sangat luas, tidak hanya di dalam mata pelajaran matematika. Dalam mata pelajaraan Ekonomi kemampuan numerasi sangat dibutuhkan peserta didik. Mereka nantinya diharapkan dapat memecahkan berbagai masalah dan mengambil keputusan dari kegiatan literasi numerasi yang mereka lakukan.

Diungkapkan oleh Pangesti (2018), bahwa literasi numerasi berkaitan langsung dengan kemampuan pemecahan masalah, yang mencakup tidak hanya menyelesaikan masalah rutin matematis biasa, tetapi juga menemukan solusi atau jawaban dari masalah atau persoalan yang muncul dalam kehidupan sehari-hari. Kurang terbiasanya menyelesaikan soal matematis yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari membuat literasi numerasi peserta didik perlu ditingkatkan.

Adapun faktor penyebab rendahnya kemampuan literasi numerasi di Indonesia menurut Hadi & Zaidah (2021) karena siswa belum terbiasa menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah literasi numerasi. Hal tersebut juga diungkapkan oleh Fuadi, dkk., (2020) bahwa rendahnya kecapakan literasi numerasi yaitu pembelajaran yang tidak kontekstual, artinya penekanan pemahaman konsep dasar dan pengertian dasar ilmu pengetahuan tersebut tidak dikaitkan dengan hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.



SITUASI

Kesulitan numerasi inilah yang juga dialami oleh peserta didik kelas XI IPS 1 di satuan pendidikan SMA Negeri 1 Wedung, khususnya materi penghitungan indeks harga dan laju inflasi dalam KD 3.4 Menganalisis indeks harga dan inflasi. Permasalahan ini diketahui melalui hasil pengamatan dan wawancara antar pendidik. Kesulitan yang dialami siswa kelas XI IPS 1 ini terjadi disebabkan karena kurangnya motivasi dari dalam diri peserta didik untuk menyelesaikan soal ekonomi yang berbentuk kuantitatif, kurangnya latihan dalam menghitung dan kurangnya kolaborasi yang dilakukan siswa dalam pembelajaran ekonomi.

Berdasarkan permasalahan di atas, praktik baik (Best Practice) perlu dilakukan untuk mengatasi permasalahan pembelajaran dengan menggunakan model dan strategi yang tepat sehingga pembelajaran inovatif dapat tercapai dengan baik. Oleh karena itu, dari hasil kajian literatur dan wawancara, penulis yang berperan sebagai pendidik mendesain pembelajaran inovatif untuk meningkatkan kemampuan numerasi peserta didik dalam pembelajaran menghitung indeks harga dan laju inflasi dengan menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning berbantu Metode Drill. Selain berguna dalam proses pembelajaran, best practice ini juga dapat dijadikan referensi bagi pendidik lain untuk menginovasi pembelajarannya dalam kompetensi yang sama.

Peran dan tanggung jawab saya dalam praktik ini adalah sebagai peneliti dalam mengidentifikasi permasalahan yang terjadi selama proses belajar mengajar di kelas dan mencari solusi dari permasalahan tersebut.

Pendidik menerapkan model pembelajaran inovatif yang sesuai dengan karakter materi pembelajaran (memilih Problem Based Learning), sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik.

Mengkondisikan kelas dan menyiapkan alat atau media yang dibutuhkan seperti Proyektor, Laptop, Handphone, Tripod, sound, dan PPT.

Pendidik membuat bahan ajar, media pembelajaran, LKPD, evaluasi, dan melaksanakan pembelajaran sesuai perangkat yang dibuat.

Pendidik bertanggung jawab terhadap kegiatan di kelas



TANTANGAN :

Tantangan yang hadapi untuk mencapai tujuan, yaitu:

Mempersiapkan seluruh perangkat pembelajaran inovatif yang akan digunakan

Pengelolaan kelas yang membutuhkan waktu dan tenaga ekstra

Masih ada peserta didik dalam kelompok yang kurang aktif dalam kegiatan diskusi karena kurang kerjasama dan kurang peduli terhadap temannya

Peserta didik belum percaya diri dalam mengutarakan pendapatnya di depan kelas

Peserta didik kurang termotivasi dalam mengerjakan soal hitungan atau matematis


Pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan ini yaitu:

Saya sendiri sebagai pengajar ekonomi utama di kelas

Bapak Suharto, S.Pd., M.Pd selaku Kepala SMA Negeri 1 Wedung

Bapak Bagus Wijaya, S.Pd. Ibu Marfuah, S.Pd. Ibu Novita, S.Pd. dan Bapak Agus Yuniar, S.Pd. rekan sejawat yang selalu memberikan referensi dalam proses KBM

Peserta didik kelas XI SMA Negeri 1 Wedung sebagai subjek dalam kegiatan pembelajaran.


AKSI

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan yang dihadapi:

Metode yang digunakan guru harus yang menyenangkan peserta didik, sehingga peserta didik lebih tertarik dan bersemangat untuk mengikuti pembelajaran di kelas.

Guru sebagai fasilitator harus lebih kreatif memilih model pembelajaran inovatif dan media pembelajaran.

Guru harus selalu berinovatif agar peserta didik tidak jenuh dengan suasana pembelajaran yang ada.

Guru memberikan latihan-latihan soal secara kontekstual agar peserta didik lebih tertarik

Guru harus memberikan contoh dengan mengkaitkan materi secara kontekstual

Strategi yang digunakan, yaitu :

Pemilihan model pembelajaran yang dirasakan efektif digunakan dalam pembelajaran dengan materi Indeks harga dan inflasi ini. Model pembelajaran Problem Based

Learning dikarenakan model pembelajaran yang di dalamnya melibatkan siswa untuk berusaha memecahkan masalah dengan beberapa tahap metode ilmiah sehingga siswa diharapkan mampu untuk mempelajari pengetahuan yang berkaitan dengan masalah tersebut dan sekaligus siswa diharapkan mampu memiliki keterampilan dalam memecahkan masalah, Kamdi (2007:77)

Pemilihan metode pembelajaran yang dirasakan efektif dalam pembelajaran adalah menggunakan metode drill. Metode latihan/drill merupakan suatu metode atau cara mengembangkan kompetensi atau skill peserta didik baik dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotor, sehingga peserta didik menjadi terampil dalam bidang yang dilatihkan. Latihan diberikan untuk tujuan mencapai suatu keterampilan atau skill tertentu.Tanpa latihan peserta didik tidak akan menjadi terampil atau skill dalam bidang atau aspek apapun.

CEK UP KESEHATAN BAGI SELURUH WARGA SMAN 1 WEDUNG
CEK UP KESEHATAN UNTUK BAPAK IBU GURU DAN KARYAWAN SMAN 1 WEDUNG
CEK UP KESEHATAN UNTUK SISWA SISWI SMAN 1 WEDUNG
PEMBERIAN TABLET PENAMBAH DARAH UNTUK SISWI SMAN 1 WEDUNG
pemberian tablet penambah darah kepada siswi - siswi SMAN 1 Wedung
Upaya pemberian tablet zat besi ke sekolah-sekolah untuk remaja putri ini dilakukan untuk meminimalisiasi perempuan usia muda mengalami anemia. Jika seorang remaja putri menderita anemia dan kemudian hamil maka akan berpotensi melahirkan bayi dengan tubuh pendek (stunting) atau berat badan lahir rendah (BBLR). Hal ini disebakan karena kurangnya supply oksigen dan makanan ke janin selama masa kehamilan. Oleh sebab itu,  untuk menghindari terjadinya hal tersebut maka UPT. Puskesmas berkerja sama dengan SMAN 1 Wedung memberikan Tablet Tambah Darah (TTD) kepada seluruh siswi.
DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK KELAS X MIPA 1

Berikut adalah daftar nama peserta didik kelas X MIPA 1

Terimakasih atas Perhatiannya. 

Jika nama Anda berada di kelas X MIPA 1, maka ANDA wajib Bergabung grup WA dan Google Classroom dengan mengikuti langkah-langkah berikut :
1. Klik Tulisan GRUP WA KELAS X MIPA 1  untuk bergabung ke grup WA Kelas X MIPA 1

JADWAL PENILAIAN AKHIR TAHUN 2020-2021

Download Disini

Website Pendaftaran Online PPDB 2020

Bagi calon peserta didik yang akan melakukan pendaftaran silakan klik tautan berikut  https://jateng.siap-ppdb.com/

TATA TERTIB SMA NEGERI 1 WEDUNG

PERATURAN AKADEMIS
SMA NEGERI 1 WEDUNG
TAHUN PELAJARAN 2020/2021

  1. TERTIB WAKTU
  • Pukul 07.00 Peserta Didik sudah berada dalam kelas, siap menerima pembelajaran
  • Peserta didik yang terlambat tetap diperbolehkan memasuki pintu gerbang namun ditahan dihalaman sekolah tidak diperkenankan masuk kedalam kelas setelah 10 menit
  • Petugas mencatat dan melaporkan kepada wali kelas
  • Apabila 3 kali terlambat, peserta didik dipulangkan dengan diberi surat pengatar pemberitahuan kepada orang tua/wali untuk ditandatangani dan dikembalikan lagi kesekolah sebagai dokumen
  • Sekolah memanggil orang tua/wali peserta didik jika butir d terulang 2x untuk menandatangani surat pernyataan siap menerima kembali peserta didik ( dikeluarkan )apabila masih terulang sekali lagi.
  1. TERTIB BELAJAR
  • Peserta didik mengikuti proses pembelajaran secara penuh sesuai dengan jadwal yang telah diatur pada hari itu
  • Peserta didik mengingatkan / menghubungi pendidik untuk segera memenuhi jam pelajaran sesuai jadwal apabila sudah waktunya belum diisi
  • Peserta didik tidak diperkenankan meninggalkan kelas / bermain HP ( menerima panggilan / memanggil, membaca / mengirim sms ) saat pembelajaran sedang berlangsung
  • Peserta didik melaksanakan tugas-tugas yang diberikan guru ( sistem tatap muka, penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur ) guru melengkapi pencapaian kompetensi yang diharapkan
  • Orang tua / wali peserta didik akan dipanggil ke sekolah apabila peserta didik tidak mengikuti pembelajaran tanpa izin / pemberitahuan baik pada seluruh / sebagian mata pelajaran yang seharusnya diikuti
  • TERTIB BERPAKAIAN
  • Peserta didik mengenakan seragam sekolah dihari senin s/d sabtu sebagaiman atelah ditentukan oleh sekolah :
  • Senin s/d Rabu : Seragam OSIS, Sepatu Hitam Kaos Kaki Putih
  • Kamis : Memakai Batik Sekolah Sepatu Bebas
  • Jum’at : Pramuka Lengkap Sepatu Hitam Kaos Kaki Hitam
  • Setiap Tanggal 15 Memakai Baju Batik Nusantara Bersepatu Bebas
  • Peserta didik memelihara kerapian berpakaian agar dapat dipandang lebih indah baik model maupun aturannya
  • Peserta didik harus melengkapi atribut / label / atau lainnya pada pakaian seragam sekolahnya
  • Peserta didik tidak diperkenankan memakai pakaian yang bukan seragam sekolah saat berada dilingkungan sekolah walaupun sore hari kecuali kegiatan ekstra kurikuler yang memperbolehkan mengenakan selain seragam sekolah / ada hal-hal lain
  • Orang tua / wali peserta didik akan dipanggil sekolah apabila diketahui 3 x peserta didik sengaja tidak mau mengindahkan / membangkang tata tertib peraturan berpakaian
  1. TERTIB LINGKUNGAN
  • KEBERSIHAN
  • Peserta didik membersihkan ruangan dan teras kelas, mengumpulkan sampah yang tercecer serta memasukan kedalam tempat sampah yang telah disediakan setiap hari jam sekolah
  • Peserta didik menjaga / memelihara tempat sampah didepan kelasnya masing-masing dan dilarang menjatuhkan tempat sampah hingga isinya berserakan kemana-mana
  • Peserta didik mengkondisikan butir a dan b sebelum jam pembelajaran dimulai hingga selesai nya proses pembelajaran
  • Apabila peserta didik nyata diketahui melanggar butir a dan b diberi sanksi denda perorangan sebagaimana kesepakatan bersama
  • KEAMANAN
  • Peserta didik dilarang mengambil atau menyembunyikan barang milik sekolah lain berupa apapun
  • Peserta didik harus memberitahukan kepada guru piket / wali kelas / melaporkan pada sekolah apabila menemukan sesuatu barang untuk dikembalikan kepada pemiliknya
  • Peserta didik dilarang membawa / sengaja memperlihatkan barang berharga ( uang dan perhiasan ) secara berlebihan melakukan keributan terhadap sesama teman ( perkelahian / tawuran )
  • Apabila nyata diketahui melanggar butir a, b, dan c peserta didik dapat dikenai sanksi berupa teguran atau hingga dikembalikan kepada orang tua dan dinyatakan bukan lagi menjadi siswa SMA N 1 Wedung
  • KEINDAHAN
  • Peserta didik dilarang melakukan corat-coret ditembok KM / WC, bangunan gedung kelas, atau bangunan gedung lainnya dilingkungan sekolah
  • Peserta didik dilarang memetik bunga / daun pepohonan yang sengaja ditanam / dirawat sekolah sebagai asesoris keindahan lingkungan tanpa kegunaan yang jelas
  • Peserta didik diharuskan memjaga / membuat ruang kelas dan sekitarnya senantiasa indah agar sedap dipandang
  • Apabila peserta didik nyata diketahui melanggar butir a, b, dan c dapat dikenai sanksi denda kelas / sanksi denda perorangan
  • KERINDANGAN / KENYAMANAN
  • Peserta didik dilarang membuang sampah sembarangan / melaporkan kepada sekolah apabila melihat seseorang melakukan hal tersebut
  • Peserta didik wajib melaporkan kepada yang berkompeten apabila melihat / menemukan ranting / dedaunan / sampah teronggok di tengah jalan / tempat yang tidak layak kecuali dengan suka rela mengambil / memungut dan menaruhnya di tempat yang telah disiapkan
  • Peserta didik wajib menyumbangkan tanaman / bebungaan / bentuk lain sebagai bentuk partisipatif menjadikan kerindangan / kenyamanan sekolah ( perorangan / kelompok )
  • Kondisi butir a, b, dan c akan diumumkan setiap upacara hari senin beserta reward dan punishmennya.
  • KEKELUARGAAN
  • Peserta didik diharapkan memiliki kepedulian terhadap sesama teman yang sedang dilanda kesulitan baik secara ekonomi, sosial, maupun keluarganya
  • Peserta didik diperbolehkan membesuk / takziah apabila ada teman / orang tua dari teman sedang sakit / meninggal dunia baik secara perseorangan maupun kolektif dengan disertai wali kelas atau guru yang ditunjuk
  • Peserta didik diperbolehkan memberi sumbangan sekedarnya penuh keikhlasan melalui petugas OSIS ketika diumumkan berita lelayu
  • Sehubungan dengan kekeluargaan bagi pendidik dan tenaga kepedidikan diatur oleh bagian kehumasan
  • Sangat diharapkan demi menjaga keharmonisan kekeluargaan besar SMA Negeri 1 Wedung sebagai lembaga pendidikan perlu sering dilakukan silaturahmi Pendidik, Tenaga Kependidikan, Peserta Didik, Alumni, Dan Orang Tua Peserta Didik

 

                                                                                                                                                                   Demak,  12 Juli 2020

                                                                                                                                                                   Mengetahui
                                                                                                                                                                   Kepala SMA N 1 Wedung

                                                                                                  

                                                                                                                                                                   SUHARTO, S.Pd, M. Pd
                                                                                                                                                                   NIP. 19660308 199101 1 001